Seseorang yang telah memberikan kontribusi besar dalam kehidupan orang lain sering disebut sebagai pahlawan kemanusiaan. Mereka tidak hanya bersedia mengorbankan waktu dan harta, bahkan nyawa mereka pun rela diberikan. Inilah lima tokoh pahlawan kemanusiaan yang telah berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup banyak orang, kisah mereka mungkin dapat menginspirasi Anda.
Tokoh-tokoh pahlawan kemanusiaan ini layak dianugerahi gelar tokoh inspiratif. Sama seperti tokoh-tokoh inspiratif dari Indonesia yang sudah dibahas pada artikel tentang tokoh inspiratif indonesia yang bikin bangga. Tokoh-tokoh pahlawan kemanusiaan ini juga sama inspiratifnya dengan artikel tokoh inspiratif dari indonesia. Berikut adalah kisah-kisah kepahlawanan mereka.
Scott Neeson

Scott Neeson memiliki karir film selama 26 tahun, termasuk sebagai Presiden 20th Century Fox International, sebuah perusahaan perfilman terkemuka di Amerika. Namun, pada tahun 2003, hidupnya mengalami perubahan drastis ketika ia memutuskan meninggalkan Hollywood, menjual segala aset mewahnya, termasuk rumah mewah, mobil, dan kapal pesiar.
Demi membantu anak-anak pemulung miskin di Kamboja. Hingga saat ini, Neeson telah membangun rumah, memberikan pendidikan, dan perawatan kesehatan kepada lebih dari 1.450 anak di daerah kumuh Kamboja. Tindakan belas kasihnya telah memberikan harapan dan kesempatan bagi anak-anak yang kurang beruntung.
Neerja Bhanot

Dengan penuh keberanian dan pengorbanan, Neerja Bhanot, seorang pramugari senior, telah menunjukkan ketabahan luar biasa dalam menghadapi situasi berbahaya di pesawat Pan Am Penerbangan 73 pada tahun 1986. Saat pesawat menjadi target pembajakan dan teroris, Neerja berani memandu penumpang untuk kabur melalui pintu darurat, bahkan ketika nyawanya terancam.
Ia mengorbankan dirinya untuk melindungi penumpang, dan akhirnya tewas diberondong peluru. Neerja Bhanot dihormati sebagai penerima penghargaan sipil tertinggi di India, Ashoka Chakra, dan sebuah film berjudul “Neerja” didedikasikan untuk mengenang keberaniannya.
Lee Jong Rak
adalah seorang pendeta asal Korea Selatan yang menciptakan “Kotak Bayi”. Dia bersama istrinya telah menghadirkan sebuah kotak di dekat rumah mereka yang digunakan sebagai tempat aman untuk bayi-bayi yang tidak diinginkan oleh orang tua mereka, sebagian besar di antaranya menghadapi cacat fisik atau mental. Beberapa bayi ini bahkan ditinggalkan oleh ibu remaja yang takut akan konsekuensi sosial, seperti pengusiran dari keluarga atau sekolah.
Tujuan dari inisiatif “Baby Box” yang digagas oleh Lee Jong Rak adalah untuk mengurangi jumlah bayi yang terlantar atau dibuang di tempat-tempat yang tidak pantas. Kisah kepahlawanan Lee telah diabadikan dalam sebuah film dokumenter berjudul “The Drop Box”.
Aitzaz Hassan
Aitzaz Hassan, seorang pelajar kelas 9 di Pakistan, menunjukkan keberanian luar biasa ketika ia mencoba mencegah pelaku bom bunuh diri memasuki sekolahnya yang berisi ribuan siswa. Meskipun terluka parah setelah meledaknya bom bunuh diri, Aitzaz meninggal dengan keberanian di hatinya.
Tindakannya diakui oleh banyak orang dan menjadi berita besar di seluruh dunia. Aitzaz menjadi pahlawan kemanusiaan yang menginspirasi, mengingatkan kita bahwa kita semua memiliki potensi untuk menjadi pahlawan bagi orang lain dengan tindakan kecil yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dr. Megan Coffee

Ketika gempa bumi melanda Haiti pada tahun 2010, Dr. Megan Coffee berdiri sebagai pahlawan dalam dunia kesehatan. Dia meninggalkan pekerjaan penelitiannya di Berkeley dan datang ke Haiti tanpa bayaran untuk membantu para korban.
Dr. Megan mendirikan sanatorium untuk merawat mereka dan mencari dukungan finansial untuk memberikan perawatan medis yang sangat dibutuhkan. Tindakannya adalah contoh nyata bahwa dalam situasi krisis, tindakan belas kasih dan kepedulian bisa membuat perbedaan besar dalam kehidupan orang yang membutuhkannya.
Herlina L. Pardosi (25), seorang tenaga medis
Herlina L. Pardosi, seorang lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mitra Indonesia Lampung yang berusia 25 tahun, terpilih karena aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial sebagai relawan medis. Pada awal pandemi, Herlina terlibat sebagai peneliti muda, Junior Researcher Field Assessment dari Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan penempatan di Bangka Belitung.
Selanjutnya, Herlina dipindahkan ke RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, di mana dia menjadi garda terdepan sebagai tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19. Saat ini, Herlina bekerja sebagai Site Study Coordinator di EOCRU (Eijkman Oxford Clinical Research) Kedokteran UI dan juga terlibat dalam gugus tugas Covid-19 Nasional serta menjadi PIC Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan.
“Saya merasa bermanfaat bagi orang lain. Selain merasa bahagia karena dapat membantu orang lain, saya juga merasa mandiri ketika berada jauh dari orang tua dan mampu bertahan. Bagi saya, hidup adalah kesempatan, sehingga saya berupaya untuk menjadi saluran berkat bagi banyak orang,” kata Herlina.
Terpilihnya Herlina sebagai sosok milenial yang inspiratif dalam program HFH memberikannya kesempatan tinggal secara gratis di unit Rukita Paseban Senen, Jakarta Pusat.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir, jangan lupa untuk membaca juga kisah-kisah menarik dan informasi penting lainnya dari gardenlightsguru. Karena ada banyak hal penting yang bisa kamu pelajari dan bagikan untuk bisa membantu dunia jadi tempat yang lebih baik